Ketika membahas Yohanes 16:28, saya telah
menyatakan bahwa Kristus datang ke dalam dunia (berinkarnasi) untuk mati di
Kalvari karena dosa manusia, dikuburkan dan bangkit. Sebelum kenaikkannya ke
sorga Ia menjanjikan untuk mengirimkan Roh Kudus maka setelah 10 hari kemudian
Roh Kudus dicurahkan dan mulailah satu era dimana Roh Kudus berkarya melalui
para rasul, diaken, dan anak-anak Tuhan. Seorang teolog pernah berkata bahwa
hadiah yang terbesar bagi dunia adalah Yesus Kristus, dan hadiah yang terbesar
bagi gereja adalah Roh Kudus. Allah Bapa memilih sejak kekal, Yesus Kristus
diutus ke dalam dunia untuk mati menggantikan kita dan melalui Roh Kudus orang
berdosa dapat percaya serta menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamatnya
sehingga kepadanya dikaruniakan segala berkat rohani di dalam sorga.
Dalam nats di atas dikatakan bahwa jika Roh Kudus turun ke atas
mereka, mereka akan menjadi saksiNya. Itulah sebabnya, pada kesempatan kali ini
kita akan melihat kuasa Roh Kudus yang dikerjakan dalam kehidupan kita, yakni:
1). Kuasa menginsafkan. Roh Kudus datang untuk menginsafkan dunia
akan dosa, kebenaran dan penghakiman. Jika kita tidak diinsafkan akan dosa,
kebenaran dan penghakiman, kita tidak mungkin percaya kepada Tuhan. Di dalam
perumpamaan tentang penabur, ketika benih ditabur, benih itu jatuh di empat
tempat. Benih merupakan simbol dari firman Tuhan dan tanah adalah hati manusia
(batu yang keras, tanah yang tipis, tanah di tengah semak duri dan tanah yang
baik). Jika fiman jatuh di hati manusia yang keras, tak mungkin terjadi sesuatu
perubahan. Ada satu hal yang lebih berbahaya daripada dosa, yaitu orang tidak
sadar bahwa dia sedang berbuat dosa di hadapan Tuhan bahkan menikmati dosa.
Inilah contoh dari hati yang keras itu.
Ada orang yang setiap kali dalam acara KKR mengangkat tangan,
tetapi setiap kali juga jatuh dalam dosa yang sama. Ini merupakan contoh hati
yang bertanah tipis. Pada saat mengambil satu komitmen begitu bersemangat,
lama-lama semangatnya mulai surut. Jenis ketiga adalah orang-orang yang menyebut
dirinya Kristen - dan telah bertahun-tahun menjadi orang Kristen - tetapi tidak
bertumbuh oleh karena kekhawatiran dari luar menghimpit dia. Hanya oleh karena
Roh Kuduslah hati yagn keras itu dapat menjadi lunak sehingga ia sadar akan
kebenaran firman Tuhan, akan kecenderungannya yang berbuat dosa dan mendukakan
hati Tuhan.
Roh Kudus bukan hanya menyadarkan seseorang akan dosa, tetapi
juga kebenaran. Kristus adalah kebenaran itu sendiri, karena itu Roh Kudus akan
memimpin seseorang kepada Krsitus (Yoh 14:6). Hanya di dalam Kristuslah
seseorang dapat memperoleh hidup yang kekal dan Roh Kuduspun menyadarkan
seseorang akan penghakiman, dimana orang-orang berdosa pasti akan mengalami
hukuman Allah. 2). Kuasa Kepemilikan. Dalam Efesus 1:13 dijelaskan bahwa
ketika di dalam Kristus dan kita percaya, kita dimeteraikan dengan Roh Kudus dan
kita pun menjadi milik Allah. Betapa indahnya semua ini dimana kita orang
berdosa yang seharusnya dihukum namun karena kasih Allah kita dipimpin oleh Roh
Kudus untuk memperoleh jaminan keselamatan dan hidup kekal di dalam
Kristus.
3). Kuasa Pengudusan. Roh Kudus diberikan untuk mengerjakan
proses pengudusan dalam kehidupan orang Kristen. Dalam I Kor 1:2, ada dua kata
"kudus." Yang dimaksud dengan kudus yang pertama adalah ketika kita percaya
kepada Kristus, hubungan kita dengan Bapa dipulihkan, dan hubungan itu telah
dikuduskan oleh Bapa. Status kita bukan lagi orang berdosa, tetapi orang yang
sudah dibenarkan, dikuduskan namun secara moral kita belum kudus karena kita
masih sering jatuh di dalam dosa. Roh Kudus tinggal dalam diri kita bukan ketika
kita sudah betul-betul sempurna dan tidak berbuat dosa. Ketika kita percaya
kepada Kristus, Roh Kudus tinggal di dalam diri kita walaupun kita masih dapat
berbuat dosa. Untuk apa? untuk memampukan kita hidup dalam proses pengudusan.
Manusia berdosa mengalami kerusakan total, dimana seluruh aspek
dalam kehidupan manusia mengalami suatu distorsi karena itu Roh Kudus yang
tinggal di dalam diri kita, orang percaya memproses pikiran, perasaan dan
kemauan kita hingga mengalami penyucian yang terus-menerus. Masalahnya adalah,
apakah kita mengijinkan Roh Kudus itu sebagai tuan atas hidup kita atau sebagai
tamu? Jika sebagai tamu, Dia tidak mempunyai hak apa-apa atau sangat terbatas
akibatnya kita tidak pernah mau mengijinkan Roh Kudus untuk mengubah cara
berpikir dan mengarahkan perasaan kita kembali kepada Tuhan serta membawa
kemauan kita takluk di bawah kehendak Tuhan. Padahal Roh Kudus seharusnya
memerintah atas pikiran, perasaan dan kemauan kita maka di dalam proses itu yang
terpenting adalah relakah kita jika Roh Kudus memimpin dan mengarahkan kita
kepada apa yang Tuhan mau dan membenci apa yang dibenci oleh Tuhan.
Dalam kehidupan kita banyak misteri yang orang lain tidak tahu,
yang tahu hanya tiga yakni Tuhan, diri sendiri dan setan. Karena Tuhan tahu,
maukah kita mempersilahkan Roh Kudus melihat ruang hati kita dan membersihkannya
dari segala cara-cara yang tidak beres dan kotor? Mulut kita mungkin terarah
kepada Tuhan tetapi tindakan kita mengarah kepada setan dan tidak mempermuliakan
Tuhan. Jika kita mau dipimpin oleh Roh Kudus, pikiran kita akan semakin dikuasai
oleh firman Tuhan, perasaan kita akan semakin mencintai Tuhan dan hati nurani
kita semakin dibersihkan dan dimurnikan sehingga kita dapat peka dan mentaati
kehendak Tuhan untuk mengalami satu pertumbuhan iman di dalam proses pengudusan.
Ada seseorang yang berkata, "Penyerahan tampak, pemikiran
adalah fanatisisme yagn bertindak tetapi pemikiran tampa penyerahan total itu
berarti kelumpuhan dalam semua tindakan." Ada orang-orang yang sepertinya
berserah, tetapi pikirannya tidak pernah mengerti kebenaran firman Tuhan dan
tidak pernah dirombak oleh firman Tuhan. Jika pikiran yang dirombak tampa
disertai penyerahan total, maka akan terjadi kelumpuhan dalam semua tindakan
akibat tidak adanya keseimbangan pertumbuhan. Apakah orang yang benar-benar
percaya ada kemungkinan untuk murtad? Seperti yang kita bahas di atas bahwa di
dalam kekekalan Tuhan telah memilih kita dan Roh Kudus memeteraikan kita sebagai
jaminan keselamatan yang mutlak bahwa kita akan memperoleh seluruhnnya nanti.
Bagaimana kalau kita berbuat dosa? Pada waktu berbuat dosa sebenarnya kita
sedang memdukakan Roh Kudus. Maka orang percaya tidak mungkin murtad, tetapi
masih bisa berbuat dosa. Jika demikian dimana keadilan Tuhan? Pengampunan dosa
tetap diberikan, tetapi pengadilan Tuhan tetap akan dinyatakan di dalam dunia.
Misalnya, seseorang yang membunuh dan dimasukkan kedalam penjara, mungkin di
kejar-kejar oleh rasa bersalah dalam hatinya. Inilah upah! Apa yang kita tabur,
itu yang akan kita tuai dan itu bukan hukum karma melainkan satu konsekuensi
dari apa yang telah kita perbuat.
4). Kuasa yang memberikan kemenangan. Pada suatu hari,
ketika Pdt. Stephen Tong berkhotbah, ada seorang ahli sihir yang berusaha
menyerangnya. Orang ini melihat ada satu cahaya yang keluar dari tangannya -
demikianlah pengakuan orang tersebut, dan hanya dia sendiri yang tahu keberadaan
cahaya itu - dan mengarah kepadanya. Begitu sudah dekat, mendadak sinar itu
lenyap. Karena penasaran, ia mencoba dengan seluruh kemampuannya dan kali ini
cahaya itu pecah menjadi dua, dan mendadak orang itu pingsan. Ini membuktikan
bahwa kuasa Allah sangatlah besar dalam kehidupan orang percaya (lihat I yoh
4:4). Karena itu, sangatlah tragis jika seorang Kristen begitu takut tidur malam
oleh karena telah menonton sebuah film horor yang sangat menakutkan. Padahal I
Yoh 4:4 jelas mengatakan bahwa Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar daripada
roh yang ada di dalam dunia. Dimanakah keberanian kita? Ketika Roh Kudus turun,
dengan kuasa Roh Kudus yang mengurapinya Petrus berani berkhotbah. Pada waktu
Roh Kudus bekerja, Ia memberikan keberanian kepada kita untuk menghadapi suatu
realita.
5). Kuasa Kesaksian. Roh Kudus memberikan kuasa kepada kita
untuk menjadi saksi. Kuasa bukan sekedar kemampuan atau kekuatan biasa, tetapi
sesuatu yang mendorong kita untuk bertindak. Petrus yang penakut, karena diurapi
Roh Kudus, begitu berani untuk menjadi saksi. Jika saya diutus ke tempat
terpencil, bagi saya, saya memohon, "Tuhan beri saya kemampuan untuk taat dan
pergi ke sana. Saya percaya kuasa Tuhan menyertai saya." Jikalau Tuhan
mengijinkan untuk mati di sana, itu adalah anugerah Tuhan.
Gereja zaman itu belum diperlengkapi dengan transportasi yang
hebat dan buku-buku yang berbobot teapi heran, dalam waktu yang singkat Injil
sudah tersebar hampir ke seluruh dunia sedangkan gereja saat ini, yang sudah
diperlengkapi dengan berbagai fasilitas, justru gereja mandul dan lumpuh. Apa
sebab? Gereja hanya mengandalkan fasilitas dan tidak mau bersungguh-sungguh
bergantung kepada dan mentaati Tuhan dalam hal kesaksian. Karena Roh Kudus sudah
dicurahkan, maukah kita menyadari kuasa Roh Kudus yang menginsafkan dan
menjadikan kita milik Allah serta masuk ke dalam proses pengudusan dimana kita
dapat terus-menerus hidup dalam kemenangan secara rohani, dan pada akhirnya
berani untuk memberitakan Injil? Kiranya Tuhan memberikan api kebangunan
sehingga menguasai hati, pikiran, kemauan dan seluruh kehidupan sehingga jemaat
Tuhan bisa dibangunkan. Amin!?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar